Cool Blue Outer Glow Pointer
Animated Cool Shiny Blue Pointer

Senin, 11 Desember 2017

PROGRAM OJT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELATIHAN DI BLK BOYOLALI

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian OJT
Pengertian On the job training adalah upaya terencana untuk memfasilitasi pembelajaran pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan, keterampilan, dan perilaku oleh karyawan. Menurut Bernadin dan Russel, "Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs."
Dengan kata lain On the Job Training adalah pelatihan dengan cara pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, dibawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.
Menurut PP No.31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pelatihan kerja atau yang sekarang biasa kita kenal dengan istilah training adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Singkatnya,pelatihan kerja merupakan proses mengajarkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan bekerja (vocational) serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.
B.       Tujuan OJT
Tujuan  on the job training :
1.      Memperoleh pengalaman langsung (bagi karyawan baru) mengenal jenis pengetahuan dan keterampilan  yang dibutuhkan.
2.      Mengamati secara langsung  apa yan menjadi tanggung jawabnya, melihat apa yang harus dikerjakan, mampu menunjukkan apa yang dikerjakan (salah dan benar) kemudian mempu menjelasakan tentang apa yang dikerjakan.
3.      Meningkatkan kemampuan  dan keterampilan  dengan jelas, mengamati, melihat dan mengerjakan sendiri di bawah bimbingan supervisor.
4.      Meningkatkan kecepatan menyelesaikan suatu pekerjaan  dengan mengulang-ulang jenis pekerjaan yang sama disertai kepercayaan diri.
5.      Meningkatkan diri mulai dari tingkat dasar, terampil dan akhirnya menjadi mahir.
C.       Manfaat OJT
Metode OJT sangat cocok untuk calon tenaga kerja karena masih memiliki sikap kerja yang positif menuju prestasinya. Calon tenaga kerja diharapkan memiliki gambaran atau pengetahuan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan kerja dan pekerjaannya yang nyata. Calon tenaga kerja juga akan lebih cepat mengenal situasi kerjanya dan mampu berorientasi pada pekerjaaanya dengan lebih optimal.
Berikut manfaat program OJT bagi peserta pelatihan atau calon tenaga kerja :
1.      Peserta pelatihan mampu membedakan teori yang diperoleh di BLK dengan praktek dunia usaha
2.      Mendapatkan  pengalaman agar siap terjun langsung di dunia usaha
3.      Mampu  menjadi calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
D.      Penerapan Program OJT di BLK Boyolali
Kata pelatihan dan pengembangan sudah sangat sering kita dengar. Kedua hal ini merupakan bagian vital dalam sebuah organisasi. Pelatihan dan pengembangan adalah dua hal yang berbeda. Pelatihan (training) adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Sedangkan pengembangan (Development) mempunyai ruang lingkup lebih luas. Pengembangan merupakan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda  atau yang lebih tinggi dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional untuk melakukan pekerjaan lebih baik. Terdapat dua macam metode pelatihan yaitu on the job dan off the job. Teknik-teknik dalam on the job lebih sering digunakan untuk pelatihan. Sedangkan teknik-teknik dalam off the job lebih sering digunakan untuk pengembangan.
On the job training adalah suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja dan sikap karyawan. Adapun jenis metode penerapan OJT sebagai berikut :
1.      Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan)
Adalah dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan terutama digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya. Salah satu teknik dalam on the job di mana pelatih (trainer) diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum trainer tersebut itu memberikan pelatihan kepada staff. Kelebihan dari metode ini adalah pelatih telah mendapatkan keahlian tentang cara melatih sehingga pelatihan dapat dilakukan dengan lebih maksimal. Kelemahan dari metode ini adalah adanya tambahan biaya untuk melatih para pelatih.
2.      Job Rotation (Rotasi Pekerjaan)
Tujuan rotasi kerja adalah memperluas latar belakang karyawan dalam bisnis. Karyawan berpindah dalam periode tertentu dan diberi pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda serta praktek berbagai majam ketrampilan manajerial.
3.      Apprenticeships / understudy / magang
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan, sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
Magang dilakukan dengan cara peserta mengikuti kegiatan/pekerjaan yang dilakukan oleh pemangku jabatan tertentu yang sudah berpengalaman, untuk mempelajari bagaimana cara melakukan sesuatu kegiatan. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya. Metode magang tepat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan tertentu seperti kayawan pengrajin.
Kelebihan magang adalah peserta/karyawan tidak turut campur secara langsung dalam pekerjaan sehingga tidak mempengaruhi pekerjaan pemangku jabatan tertentu. Selain itu magang juga dapat memberikan pelatihan yang ekstensif. Sedangkan kelemahan magang adalah waktunya yang relatif lama, biaya yang cukup mahal, dan kemungkinan kurangnya motivasi dari pemangku jabatan tertentu sehingga tidak menunjukkan pekerjaan yang benar.
4.      Coaching and counseling / bimbingan dan penyuluhan
Adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini pengawas diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Dilaksanakan dengan cara peserta harus mengerjakan tugas dengan dibimbing oleh pejabat senior atau ahli. Penyuluhan efektif bila latihannya diindividualisasikan dan peserta belajar melakukan pekerjaan langsung.
Kelebihan metode ini adalah memudahkan tranfer belajar kepada para peserta/karyawan juga dapat menciptakan hubungan langsung antara karyawan dengan pelatih. Sedangkan kelemahannya adalah tidak memberikan waktu kerja penuh yang sesungguhnya.
5.      Demonstration and example / demonstrasi dan pemberian contoh
Dalam metode ini pelatih harus memberi contoh/memperagakan cara melakukan pekerjaan/cara bekerja suatu alat/mesin. Sangat efektif karena peserta mendapat teori dan praktek secara langsung sehingga memudahkan transfer belajar. Selain itu metode ini juga tidak membutuhkan fasiltas yang terpisah. Namun, kelemahan dari metode demonstrasi dan pemberian contoh adalah peserta/karyawan turut campur dengan pekerjaan sehingga jika melakukan kesalahan dapat merusak peralatan yang ada dan menghambat pekerjaan.
6.      Penugasan sementara
Penempatan peserta/karyawan pada posisi manajerial atau anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan. Peserta  terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah organisasional nyata. Kelebihan dari metode penugasan sementara adalah peserta/karyawan diberikan tanggung jawab secara langsung sehingga peserta/karyawan bekerja dengan serius. Kelemahnnya adalah tentang pemberian waktu yang relatif singkat.
Jenis pelatihan OJT yang paling dikenal adalah metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar). Disini, seseorang pekerja yang telah berpengalaman atau penyelia yang dilatih ditugaskan untuk melatih karyawan. Pada level bawah, orang yang dilatih bisa mendapatkan keterampilan dengan mengamati penyelia. Metode ini juga digunakan secara luas pada level manajemen yang tinggi
OJT memiliki beberapa keunggulan. Metode ini relatif tidak mahal karena orang yang dilatih belajar sambil bekerja. Tidak membutuhkan fasilitas diluar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau peralat belajar tertentu. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi mereka.
Jenis OJT yang cocok diterapkan di BLK Boyolali yaitu metode pemagangan dimana peserta pelatihan belajar praktik dan belum ikut menangani pekerjaan yang ada di perusahaan. Hal ini bisa mengurangi resiko kesalahan dan tidak mempengaruhi pekerjaan pemangku jabatan tertentu.
Pelaksanaan OJT di BLK sebenarnya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas SDM baik kualitas instruktur maupun peserta pelatihan. Instruktur harus selalu mengupdate pengetahuan supaya  materi yang disampaikan tidak ketingalan zaman sehingga lulusan yang dihasilkan mampu bersaing mengikuti tuntutan pasar kerja.
Sementara OJT diperlukan peserta pelatihan dengan tujuan supaya peserta memiliki gambaran atau pengetahuan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan kerja dan pekerjaannya yang nyata, sehingga setelah lulus peserta siap terjun ke dunia kerja.
E.       Kendala Pelaksanaan OJT di BLK Boyolali
Penerapan OJT di BLK Boyolali masih minim, bahkan hampir tidak terlaksana. Hal ini dikarenakan pembiayaan program yang dilaksanakan di BLK sangat tergantung dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Anggaran pelatihan baru diprioritaskan pada pelatihan di kelas atau workshop sehingga materi yang diperoleh belum sempurna dan peralatan juga terkadang tidak sama atau kurang sesuai dengan peralatan yang digunakan di perusahaan. Selain itu kendala lain yang dihadapi BLK Boyolali adalah kurangnya kerjasama yang dijalin antara BLK dengan perusahaan, sementara perusahaan yang ada di Boyolali cukup banyak.
F.        Solusi Mengatasi Kendala Penerapan Program OJT di BLK Boyolali
BLK Boyolali dalam penerapan program OJT masih banyak mengalami berbagai kendala. Berikut solusi yang bisa dilakukan oleh BLK Boyolali untuk mengatasi hambatan pelaksanaan OJT :
1.  Membangun jejaring dengan perusahan maupun dunia usaha dan industri (DUDI) sebagai tempat pelaksanaan OJT maupun penempatan lulusan pelatihan.
2.  Mengajukan anggaran untuk pelaksanaan OJT ke pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
3.      Meningkatkan kompetensi instruktur dengan menugaskan berlatih/magang di perusahaan.
4.     Memperbaiki sarana dan prasarana yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

5.      Relevansi materi yang diajarkan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.




Daftar Referensi

Manullang,M,Drs. 1984. Management Personalia. Jakarta Timur : Balai Aksara
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto.2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
                         .  . Definisi OJT . [Online]. Tersedia : http://id.shvoong.com/business-management/management/2058328-job-training-ojt/ [5 Maret 2012]

Selasa, 07 November 2017

Belajar Menjahit Dress

LANGKAH KERJA MENJAHIT DRESS/GAUN 

      1.    Pengertian Dress
      Dress/gaun adalah busana wanita yang bagian atas dan bawah menjadi satu baik                      dengan      sambungan  maupun tanpa sambungan.

      2.    Macam – macam Dress

            a. Dress dengan sambungan di pinggang

       











           b. Dress dengan sambungan di bawah pinggang/panggul













        c. Dress dengan sambungan di bawah dada













        d. Dress dengan sambungan di bawah dada dan bawah pinggang













       e. Dress tanpa sambungan














LANGKAH KERJA MENJAHIT DRESS/GAUN

Langkah menjahit dress tergantung dari model dress yang akan dibuat. Berikut ini langkah menjahit dress secara umum :
    1 .   Menjahit kupnat/garis hias.
    Macam–macam garis hias yang digunakan pada dress antara lain          garis hias empire, princes, longtorso dan lain-lain
   2.    Menjahit sambungan tengah belakang
   3.    Menjahit tutup tarik pada tengah belakang
   4.   Menjahit bahu
   5.    Menjahit lapisan pada garis leher
   6.   Menjahit Sisi Dress
   7.    Menjahit Lengan
   8.   Menjahit/memasang lengan pada badan
   9.   Penyelesaian kelim dress
a.    Kelim lengan
b.     Kelim bawah
c.     Penyelesaian lapisan pada garis leher





Senin, 06 November 2017

BLK SEBAGAI PUSAT LATIHAN KERJA YANG TEPAT

BLK SEBAGAI PUSAT LATIHAN KERJA YANG TEPAT

Balai Latihan Kerja atau sering disebut dengan singkatan BLK adalah prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan keterampilan atau yang ingin mendalami keahlian dibidangnya masing-masing.
Saat ini BLK yang tersebar di seluruh Indonesia berjumlah 301. Sebanyak 17 BLK merupakan milik pemerintah pusat atau disebut BLK Unit Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) dan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota atau dikenal sebagai BLK Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 23 Tahun 2017 tentang Reorientasi, Revitalisasi dan Rebranding Balai Latihan Kerja. Kementerian Ketenagakerjaan melakukan terobosan guna mempercepat peningkatan daya saing SDM Indonesia.  Terobosan dilakukan lewat program Reorientasi, Revitalisasi dan Rebranding (3R) Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah.
Reorientasi BLK adalah mengarahkan agar program-program pelatihan di BLK fokus pada kebutuhan riil pasar kerja dan dilaksanakan secara masif. Revitalisasi BLK adalah upaya bagaimana menjadikan BLK kembali berfungsi di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait peningkatan kompetensi calon tenaga kerja dan tenaga kerja. Sedangkan, rebranding BLK adalah upaya membangun image bahwa BLK sebagai solusi bagi yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak melalui publikasi kinerja BLK kepada masyarakat. Di BLK sangat dikenal dengan istilah TNA, PBK, sertifikasi dan penempatan.

1.    TNA
Analisa kebutuhan pelatihan ( Training Need Analysis/TNA) atau istilah lain yang memiliki pengertian yang sama adalah suatu proses identifikasi atau analisa untuk mengetahui atau menilai kinerja yang dimiliki calon tenaga kerja (kondisi aktual) dan kinerja yang diharapkan mengisi lowongan yang tersedia (kondisi optimal). Perbedaan atau kesenjangan (gap) antara kondisi aktual dan kondisi optimal itulah yang dimaksud dengan kebutuhan pelatihan.

2.    Pelatihan
Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 10 mengatakan 1) Pela tihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja . 2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja. Pelatihan yang me ngacu kepada dunia usaha dan kompetensi kerja ini selanjutnya dikenal sebagai Pelatihan Berbasis Kompetensi / Competency Based Training (PBK/ CBT).

3.    Sertifikasi
adalah suatu proses penerbitan sertifikat yang didasari oleh hasil penilaian dalam proses pelatihan dan atau melalui uji kompetensi. Sertifikat pelatihan (attainment certificate) yang diperoleh melalui proses pelatihan diterbitkan oleh lembaga pelatihan, sedangkan sertifikat kompetensi yang diperoleh melalui proses uji kompetensi diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). (Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi Nomor : Kep.162/LATTAS/VI/2006).

4.    Penempatan Kerja
Terkait penempatan tenaga kerja, ada program Pemagangan, On The Job Trainning (OJT), dan Penempatan Kerja itu sendiri.

KAJIAN PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Balai_Latihan_Kerja

Jumat, 27 Oktober 2017

ASAL USUL BUSANA

ASAL USUL BUSANA

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal inipun sudah dirasakan manusia sejak zaman dahulu dan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia. Dilihat dari sejarah perkembangan kebudayaan manusia, dapat kita pelajari hal-hal yang ada hubungannya dengan busana.

Pada dasarnya busana yang berkembang dimasyarakat dewasa ini merupakan pengembangan dari bentuk dasar busana pada peradaban Barat. Namun busana baratpun hadir atas sumbangan yang tumbuh dari tiga akar budaya yaitu Yunani Kuno, Romawi dan Nasrani. Seiring dengan perkembangan zaman, busana mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan Ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitarnya. Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya. 

Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya pada saat itu berbeda-beda sesuai dengan alam sekitarnya. Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuhnya dengan kulit binatang, khususnya binatang-binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit binatang tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari daging dan lemak yang menempel lalu dikeringkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga dengan daerah yang panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan dikeringkan. Ada juga yang menggunakan daundaun kering dan rerumputan. Selain itu ada yang memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang disusun sedemikian rupa dan untaian gigi dan taring binatang. Untaian gigi dan taring binatang ini dipakai di bagian leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan pada panggul sebagai penutup bagian-bagian tertentu pada tubuh.

Bersamaan dengan penemuan bahan busana baik dari kulit binatang maupun kulit kayu dan cara pemakaiannya maka lahirlah bentuk dasar busana. Bentuk dasar busana yang terdapat di Indonesia, yaitu kutang, pakaian bungkus, poncho, kaftan dan celana.

1. Kutang. 
Bentuk dasar kutang merupakan bentuk pakaian yang tertua, bahkan sebelum orang mengenal adanya kain lembaran yang berupa tenunan, orang sudah mengenal bentuk pakaian ini. Bentuk kutang menyerupai silinder atau pipa tabung yang berasal dari kulit kayu yang dipukul-pukul sedemikian rupa sehingga kulit tersebut terlepas dari batangnya dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah ketiak sampai panjang yang diinginkan. Negeri asal kutang yaitu Asia, lalu dibawa ke Iran, Asia kecil, Mesir dan Roma di Eropa. Di Asia dan Afrika bentuk pakaian ini menjadi bentuk utama pakaian walaupun berbeda ukuran panjang dan bentuknya. Ada beberapa jenis pakaian kutang yang dikenal yaitu :
a. Tunik
    Tunik atau disebut juga tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang yang dikenal pada              zaman prasejarah. Pemakaiannya dari bawah buah dada sampai mata kaki yang diberi dua buah          tali/ ban ke bahu. Bentuk pakaian ini sering dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala.
b. Kandys
    Kandys merupakan busana yang berasal dari bentuk kutang yang dipakai oleh pria Hebren di Asia      Kecil pada zaman prasejarah. Busana ini longgar dengan lipit-lipit pada sisi sebelah kanan dan            lengannya berbentuk sayap.
c. Kalasiris
  Kalasiris yaitu busana wanita Mesir zaman prasejarah. Kalasiris berbentuk dasar kutang,                      panjangnya  sampai mata kaki, longgar dan lurus, adakalanya memakai ikat pinggang dan lengan       setali. Kalasiris kadang-kadang dipakai bersama mantel dan cape yang berbentuk syaal sebagai            tambahan.

2. Pakaian bungkus
Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi empat panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau dari pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek panggul. Pada perkembangannya, pakaian bungkus berbeda-beda dalam cara pemakaiannya untuk tiap daerah, sehingga muncul pakaian bungkus yang namanya berbeda-beda diantaranya :
a. Himation,  
yaitu bentuk busana bungkus yang biasa di pakai oleh ahli filosof atau orang terkemuka di Yunani Kuno.
b. Chlamys,
 yaitu busana yang menyerupai himation, yang berbentuk longgar. Biasanya dipakai oleh kaum pria Yunani Kuno.
c. Mantel/shawl,  
yaitu busana yang berbentuk segi empat panjang yang dalam pemakaiannya disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu.
d. Toga,  
merupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan dizaman republik dan kerajaan di Roma. Ada beberapa jenis toga diantaranya yaitu, toga palla yaitu toga yang dipakai saat berkabung dan toga trabea yang dibuat menyerupai cape bayi.
e. Palla,  
yaitu busana wanita Roma dizaman republik dan kerajaan, dipakai di atas tunika atau stola. Pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan peniti.
f. Paludamentum, sagum dan abolla, 
yaitu sejenis pakaian jas militer dizaman prasejarah.
g. Chiton, 
yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik di Asia.
h. Peplos dan haenos, 
yaitu busana wanita Yunani Kuno yang bentuk dasarnya sama dengan chiton, ada yang dibuat panjang dan ada yang pendek.
i. Cape atau cope, 
yaitu busana paling luar pada pakaian pria di Byzantium yang berbentuk mantel yang diikat pada bahu atau leher dan diberi hiasan bros.

3. Poncho 
Poncho terbuat dari kulit binatang, kulit pohon kayu dan daun-daunan yang diberi lubang pada bagian tengahnya agar kepala bisa masuk, sedangkan bagian sisi dibiarkan tidak dijahit. Poncho yang dimaksud disini adalah suatu bentuk dasar pakaian yang berasal dari penduduk asli Amerika, yaitu bangsa Mexico dan Peru-Indian. Berdasarkan bentuknya, poncho dapat dibedakan :
a. Poncho bahu
Poncho bahu yaitu poncho yang menutup bahu dan badan bagian atas. Panjang poncho bahu ada yang sampai batas lutut dan ada yang sampai betis. Poncho bahu biasanya dipakai oleh suku Indian penduduk asli Amerika, Peru, Mexico dan Tiongkok.
b. Poncho panggul
Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki-laki di istana raja zaman Yunani Kuno. Poncho panggul yaitu poncho yang menutupi bagian panggul sampai panjang yang diinginkan dan pada badan bagian atas terbuka.

4. Celana
Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. celana perempuan Turki dan ada yang sempit seperti celana kuli di
Jepang. Pada abad ke 18 muncul celana yang panjangnya sampai lutut yang dikenal dengan culotte. Pada akhir abad ke 18 perkembangan bentuk celana dipengaruhi oleh budaya barat sehingga muncul celana pantaloons, yaitu celana panjang yang sampai mata kaki.

5. Bentuk kaftan
Bentuk kaftan merupakan perkembangan dari bentuk dasar kutang atau tunika yang dipotong bagian tengah muka sehingga terdapat belahan pada bagian depan pakaian. Orang-orang Babylonia telah lama menggunakanya sebagai penutup badan bagian atas. Bentuk kaftan yang asli masih dipakai oleh petani di Mesir. Di Indonesia dikenal dengan nama kebaya, di Jepang dikenal dengan kimono dan di Negara-negara Timur Tengah dikenal dengan jubah.



Daftar Pustaka

1     Ernawati, dkk (2008). Buku Tata Busana Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.